Perbandingan Hidup di Jogja dan Malang
Gaya hidup orang Jogja dan Malang juga tidak jauh berbeda, meskipun dalam hal ke-selow-an, Jogja jauh lebih selow. Contohnya dalam bekerja, puncak kemacetan di Jogja itu biasanya terjadi jam 7.00 pagi dan jam 17.00 sore, sementara di Malang puncak kemacetan itu jam 6.30 pagi dan jam 18.00. Tahu kan maksudnya? Orang Jogja juga lebih selow soal tata kota, makanya angkringan dan pedagang kaki lima ada dimana-mana, misalnya di alun-alun kota. Biarpun kotor, jorok, semrawut ya gapapa, yang penting semua happy dan kenyang. Sementara kalau di Malang sedikit lebih tertata, makanya ga boleh ada pedagang di alun-alun kota. Ya meskipun bagus, rapi, dan bersih, tapi kalau ga bawa makanan sendiri ya kelaparan.
Sumber Penghasilan Sampingan Dosen
Bukan rahasia lagi, gaji dosen tidak bisa dikatakan tinggi, meskipun ini variabelnya juga banyak, tergantung status PNS atau Non-PNS. Dosen non-PNS juga tergantung dimana dia ngajar, kalau kampus elit, gajinya bisa jauh lebih tinggi dari gaji dosen PNS. Tapi kalau dipukul rata, mempertimbangkan jumlah dosen swatsa yang ngajar di kampus biasa-biasa saja, maka dapat dikatakan gaji dosen itu jauh lebih kecil dibanding karyawan di perusahaan. Sebagai gambaran, gaji saya di semester pertama ngajar itu jauh lebih kecil dibanding uang bulanan yang saya terima dari beasiswa LPDP untuk yang kuliah di Yogyakarta. Jadi bisa dibayangkan, betapa menyesalnya saya lulus S2 saat itu dan memilih bekerja sebagai dosen. Eh, bercanda.
Nah, meskipun bisa dibilang kecil, tapi penghasilan dosen itu tidak semata-mata dari gaji dan tunjangan yang diterima dari kampus saja lho. Justru Sebagian besar malah di luar itu. Apa saja sumber penghasilan sampingan dosen itu? Berikut beberapa di antaranya
Sertifikasi Dosen
Bagi dosen yang sudah memenuhi kualifikasi tertentu, misal masa kerja minimal 2 tahun dan sudah memiliki jabatan fungsional, dosen dapat mengajukan sertifikasi dosen. Dosen yang sudah tersertifikasi ini akan mendapat tambahan penghasilan per bulannya sebesar gaji pokok golongannya. Hal ini berlaku untuk dosen non-PNS. Meskipun gaji pokoknya di bawah standar PNS, tapi tunjangan sertifikasi yang diterima akan disetarakan dengan tunjangan yang diterima PNS. Sebagai gambaran saja, untuk PNS golongan III-B (biasanya dosen muda lulusan S2), mereka akan mendapat tunjangan 2,5 juta per bulan.
Dana Penelitian
Dana penelitian dosen itu jumlahnya lumayan besar. Sebagai contoh, saya sebagai dosen pemula masa kerja kurang dari dua tahun dan belum memiliki jabatan fungsional, bisa mengajukan penelitian yang dana penelitiannya sebesar 15 juta. Ini adalah penelitian untuk tingkat universitas, jadi dananya dari universitas. Untuk penelitian dari Dikti juga ada, dan dananya lebih tinggi. Semakin tinggi jabatan fungsional kita dan gelar kita, maka peluang untuk mendapat dana penelitian yang besar juga semakin besar. Jadi kalau sudah sekelas professor, dana penelitian 100 juta/tahun itu tidak mustahil. Sebagian dari dana penelitian tersebut digunakan untuk operasional dan untuk honor peneliti. Kalau ada sisa, biasanya kalau dari universitas, dana itu dianggap sebagai efisiensi dan boleh digunakan peneliti. Tapi kalau dana berasal dari pemerintah, biasanya kita diminta mengembalikan sisanya.
Menjadi Pembicara Seminar atau Tim Ahli
Dosen dikenal masyarakat karena memiliki keahlian tertentu. Keahlian ini terkadang dibutuhkan oleh masyarakat umum, perusahaan, atau instansi pemerintahan. Dengan keahlian tersebut, dosen sering diminta untuk menjadi pembicara dalam seminar, workshop, atau pelatihan-pelatihan. Tentu saja, ini menjadi penghasilan tambahan dosen tersebut. Bayarannya juga juga tergantung bagaimana kualifikasi seorang dosen tersebut dan kemampuan instansi pengundang. Selain itu dosen juga bisa menjadi tim ahli di suatu perusahaan atau instansi pemerintahan. Contohnya, saya yang menekuni bidang Psikometrika beberapa kali diminta Kemendikbud untuk mengevaluasi alat ukur yang mereka gunakan untuk melakukan asesmen kepada para siswa atau guru. Bayaran menjadi tim ahli ini biasanya jauh lebih besar dari gaji pokok dosen sebulan. Selain menjadi penghasilan tambahan, menjadi pembicara atau tim ahli juga menjadi nilai kredit sendiri bagi dosen dalam bidang pengabdian.
Menjadi Panitia di Kampus
Kegiatan dosen jangan dibayangkan hanya berurusan dengan mengajar dan meneliti. Dosen juga sering berurusan dengan hal-hal yang bersifat teknis administratif denga menjadi panitia di acara-acara dalam acara-acara di kampus. Misal dalam acara wisuda mahasiswa, dosen biasanya juga dilibatkan menjadi panitia. Meskipun melelahkan, tetapi menjadi panitia ini juga menghadirkan penghasilan tambahan bagi dosen yang jumlahnya kadang juga lumayan.
Terlibat dalam Project Kampus
Universitas biasanya memiliki sumber pemasukan lain di samping dari SPP mahasiswa. Mereka biasanya memiliki unit bisnis yang menyediakan layanan barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat umum. Dosen biasanya juga dilibatkan dalam mengelola unit bisnis tersebut. Misalnya, di Fakultas Psikologi biasanya memiliki Pusat Layanan Psikologi yang menyediakan jasa asesmen psikologi, konsultasi, training, dan intervensi Psikologi. Kliennya bervariasi, mulai dari individu hingga instansi perusahaan, sekolah, atau pemerintahan. Dosen-dosen biasanya dilibatkan dalam project yang sedang ditangani oleh unit bisnis tersebut, dan sebagai konsekuensinya mereka juga mendapat imbalan tambahan atau kerja ekstranya tersebut.
Menulis Buku
Menulis buku bagi dosen memiliki manfaat ganda, selain menambah kredit untuk mengurus jabatan fungsional, juga menghasilkan pemasukan tambahan. Pemasukan tambahan sendiri sifatnya bisa langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, penulis biasanya akan menerima royalty dari penerbit atas penjualan buku mereka. Secara tidak langsung, menulis buku akan membuat dosen dikenal masyarakat dan dampaknya peluang mereka untuk diundang sebagai pembicara akan semakin besar. Tentu saja ini juga menjadi sumber penghasilan sendiri.
Menulis Blog dan Menjadi Youtuber
Di era kuliah online sekarang ini, menulis blog dan menjadi Youtuber juga memiliki manfaat ganda. Selain mempermudah mahasiswa dalam mengakses materi perkuliahan, menulis blog dan menjadi Youtuber juga berpotensi menambah penghasilan dosen. Dengan pengikut setia berupa mahasiswa yang mereka ajar, dosen tidak akan kesulitan untuk mencari pembaca blognya atau penonton Youtubenya. Memiliki blog dan channel youtube yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan pemasukan tambahan dari Google. Misalnya saya saat ini memiliki blog berkaitan dengan Psikometrika, Statistika, dan Metode Penelitian di www.semestapsikometrika.com, dan blog tersebut menghasilkan tambahan penghasilan setidaknya 300 ribu per bulannya. Channel Youtube saya “Semesta Psikometrika” juga sedang berkembang dan berjuang untuk bisa dimonetisasi. Jika blog dan Youtube tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, bukan tidak mungkin penghasilan dari Blog dan Youtube bisa mengalahkan gaji pokok menjadi dosen itu sendiri.
Jadi itu tadi beberapa sumber penghasilan tambahan sebagai seorang dosen. Meskipun kelihatannya gajinya kecil, tapi kalau semua potensi kita maksimalkan, maka tetap akan sejahtera kok. Tapi Kembali lagi ke dosennya, mau mengembangkan diri atau hanya menjadi dosen yang hanya mengajar di kelas saja. Kalau maunya hanya mengajar di kelas saja, ya diterima saja gaji yang seadanya tersebut. Tapi di balik semua peluang tersebut, ada PR komitmen pada tugas utama yang tidak boleh diabaikan. Jangan sampai terlalu mengejar project atau menjadi pembicara di luar kampus sampai melalaikan kebutuhan mahasiswa kita sendiri.