Alasan Mengapa Dosen Harus Ngeblog


Tugas dosen secara sempit adalah mengajar mahasiswa, namun pada hakikatnya tugas dosen lebih dari itu, yaitu menjalankan tri dharma perguruan tinggi: mengajar, meneliti, dan mengabdi. Dosen masa kini harusnya memiliki tugas lainnya, yaitu ngeblog. Mengapa harus menambah beban dosen? Bukankan tugas yang sekarang saja sudah keteteran mau ngerjainnya? Eh tunggu dulu, tugas ngeblog ini bukan menambah job desc baru bagi dosen, justru sarana mencapai tiga tugas utama tersebut. Kok bisa? Berikut adalah alasan mengapa dosen harus nulis di blog.

Menyebarkan ilmu pengetahuan
Dosen tentunya adalah ahli di bidang yang digelutinya. Ilmu yang diperolehnya pastinya banyak dan diperoleh dengan cara-cara ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Namun sayangnya, ada kesenjangan antara dunia akademisi dengan dunia nyata. Banyak temuan-temuan bermanfaat yang ditulis dosen dalam jurnal ilmiah, namun hanya berakhir di rak buku perpustakaan. Mengapa? Karena bahasa yang digunakan terlalu tinggi dan dipenuhi istilah teknis keilmuan yang sulit dipahami oleh orang awam. Sehingga ilmu yang bermanfaat tersebut justru tidak dimanfaatkan oleh orang awam. Artikel jurnal memang memiliki kaidah-kaidah penulisan yang harus ditaati agar menjadikan artikel tersebut kredibel.

Yang menjadi masalah saat ini adalah orang awam justru lebih percaya dengan ilmu common sense yang diutarakan oleh motivator atau influencer, padahal apa yang dikatakannya belum tentu benar. Sedangkan para ahli, justru sibuk berkutat dengan komunitas para ahli itu sendiri dan mengabaikan orang awam. Nah, salah satu cara untuk menyebarkan ilmu yang bermafaat tersebut agar bisa diterima oleh orang awam adalah dengan menulis blog. Dengan ngeblog dosen bisa mengubah bahasa yang kaku dan asing dalam artikel ilmiah menjadi bahasa yang popular dan mudah dicerna oleh orang awam. Menulis artikel popular di blog ini sekaligus menjadi sarana diseminasi hasil penelitian dosen lho.

Personal branding
Branding merupakan hal yang penting, bukan saja untuk kepentingan finansial, namun juga untuk menyebarkan ilmu pengetahuan tadi. Dengan menulis di blog, profil seorang dosen akan lebih mudah diketahui. Publik akan dengan mudah mengetahui pengalaman, keahlian, pemikiran, dan karya-karya dosen dengan melihat tulisan-tulisan di blog. Menulis di artikel ilmiah memang penting untuk meningkatkan personal branding dosen di kalangan akademisi, namun menulis blog akan meningkatkan personal branding di masyarakat awam. Branding yang baik akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi dosen untuk dikenal masyarakat dan diundang dalam kegiatan-kegiatan tertentu sesuai bidangnya. Bayangkan, jika Anda adalah peneliti tentang perkembangan anak yang sudah meneliti perkembangan anak selama puluhan tahun. Ketika ada seminar dengan tema perkembangan anak, panitia tidak tahu siapa ahli di bidang tersebut, dan akhirnya mengundang artis yang memiliki anak kecil untuk menjadi pembicara. Bukan hal yang salah, namun jika profil Anda bisa ditemukan di Google, panitia pasti juga tidak akan ragu mengundang Anda untuk menyampaikan informasi yang lebih akurat. Dosen haruslah bisa menjadi “artis” di bidang yang dikuasainya.

Meningkatkan reputasi kampus
Dosen dan kampus dimana dia bekerja itu bagaikan orang dan pakaiannya, tidak akan bisa dipisahkan dan akan saling mempengaruhi. Baik-buruknya penampilan orang, tergantung dari pakaian yang dikenakannya. Itulah kenapa reputasi dosen sangat menentukan reputasi kampus. Khususnya bagi dosen di kampus swasta, reputasi baik itu adalah sesuatu yang harus diusahakan karena hidup mereka bergantung dari mahasiswa yang mendaftar. Kalau reputasi dosen baik, reputasi kampus akan baik, dan mahasiswa yang mendaftar akan banyak. Mengusahakan reputasi baik itu bisa dibantu dengan ngeblog. Menulis di blog juga akan meningkatkan SEO kampus Anda. Jadi kalau misal Anda dosen Psikologi, kemudian ada anak SMA sedang mencari informasi tentang kampus yang menyediakan jurusan Psikologi, maka ketika mencari di Google, nama Anda dan kampus Anda akan muncul di halaman atas pencarian. Menulis blog di domain yang sudah disediakan kampus juga dapat meningkatkan rangking kampus di pemeringkatan Webometrics.

Menambah penghasilan
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua dosen merasakan kesejahteraan yang layak dengan gaji yang mereka terima. Dosen di perguruan tinggi kecil, apalagi di kampus swasta, biasanya harus hidup pas-pasan dengan gaji yang diterima. Oleh karena itu, dosen biasanya mencari pekerjaan sampingan agar kebutuhan hidupnya bisa tercukupi. Salah satu cara yang bisa ditempuh agar menghasilkan pundi-pundi tambahan adalah ngeblog. Blog yang baik biasanya akan sering dikunjungi orang, dan hal itu membuka peluang untuk memasang iklan di blog tersebut. Sebagai gambaran, blog saya di www.semestapsikometrika.com saat ini saya daftarkan ke Google AdSense dan tiap bulan setidaknya menghasilkan passive income sekitar 300 ribu Rupiah. Tidak terlalu besar memang, tapi kalau dikelola dengan lebih serius, bukan tidak mungkin penghasilannya bisa lebih tinggi, seperti para blogger professional yang bisa dapat puluhan jutaan Rupiah/bulan.  

Sarana pembelajaran
Blog dosen juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Dosen biasanya butuh media untuk mengunggah materi, mengumpulkan tugas, atau sekedar membuat pengumuman bagi mahasiswanya. Dosen bisa memanfaatkan blognya untuk kepentingan tersebut. Blog juga bisa dijadikan media untuk diskusi secara online atau membantu ketika pembelajaran harus dilaksanakan secara online.

Alasan-alasan di atas sebenarnya tidak hanya bisa dicapai dengan ngeblog. Di era yang serba instan seperti sekarang ini, mungkin ada beberapa tipe orang yang malas membaca. Dosen bisa menyesuaikan diri untuk mengubah format tulisan di blog menjadi video. Youtube bisa menjadi platform yang membantu hal tersebut. Jelas ya, ngebolog atau ngevlog itu juga sebagai sarana untuk menjalankan jobdesc ya, mengajar, mendiseminasikan hasil penelitian, dan menyebarkan ilmu pengetahuan bagi khalayak umum. Jadi ngeblog atau ngevlog nya para dosen itu bukan hanya mengisi waktu luang ya, justru harus diluangkan waktunya karena memang manfaatnya cukup besar, baik bagi diri sendiri maupun bagi instansi.

Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon