Pengumuman Hasil Nominasi Beasiswa Stipendium Hungaricum |
Tulisan ini merupakan lanjutan cerita sebelumnya tentang persiapan dan seleksi administrasi. Tanggal 16 Maret saya menerima email dari Tempus Public Foundation yang mengabarkan bahwa sending parter, yakni Dikti telah merekomendasikan saya, dan saya boleh lanjut ke tahap seleksi selanjutnya, yaitu proses seleksi dari Universitas tujuan. Untuk teknisnya, semua akan dihandle oleh masing-masing universitas, jadi nanti pihak universitas yang akan menghubungi kita langsung.
Pertama saya dihubungi
oleh University of Szeged, kampus pilihan kedua saya. Mereka mengabarkan bahwa
mereka sudah menerima semua berkas saya dan akan melakukan seleksi teknis terhadap
berkas tersebut. Tiga hari kemudian, mereka menghubuni kembali dan mengabarkan
bahwa semua berkas telah memenuhi syarat dan akan dilanjutkan proses wawancara
via Skype. Panitia admission hanya memberi tahu saya siapa pewawancara
saya (Prof. Tibor Vidakovics) beserta alamat emailnya, dan meminta saya untuk
menghubungi sendiri beliau untuk menentukan jadwal wawancara. Sayapun langsung
mengontak Prof. Vidakovics dan beliau langsung membalas dengan memberikan
jadwal wawancaranya, yakni dua minggu lagi. Sayapun langsung menyanggupi. Tiga
hari kemudian, saya mendapat email dari panitia admission di Eotvos Lorand
University (ELTE), kampus pilihan pertama saya. Intinya sama, mereka melakukan
seleksi dokumen dan kemudian menentukan jadwal wawancara Skype yang dijadwalkan
sehari setelah wawancara dengan University of Szeged.
Jadi saya memiliki
waktu 10 hari untuk mempersiapkan diri menghadapi wawancara. Berbagai usaha
langsung saya lakukan untuk menyiapkan wawancara ini. Ini adalah wawancara Skype
pertama selama hidup, jadi agak gugup. Saya takut ga bisa ngomong dengan
lancar, bahkan parahnya takut ga bisa mendengar dengan baik apa yang mereka
tanyakan. Saya cari di Google dan list semua pertanyaan yang mungkin ditanyakan
saat wawancara Skype. Sayapun menyiapkan jawabannya dan membuat contekan di
kertas. Contekan jawaban saya cetak dan saya tempel di dekat laptop, jadi kalau
lupa-lupa bisa dilirik saat wawancara. Saya juga rajin melakukan roleplay
wawancara via Skype dengan istri. Saya juga mulai tanya-tanya ke beberapa orang
yang sedang studi di Hungaria tentang pertanyaan yang sering muncul. Tips dari
mereka semuanya sama, persiapkan saja dengan santai. Tapi tetap saja saya
ga bisa santai. Selain karena bahasa Inggris yang pas-pasan, saya juga tidak
pede dengan kedalaman topik riset saya.
Wawancara pertama
dengan Prof. Vidakovics dari University of Szeged dimulai. Wawancara
dilaksanakan jam 15.30 WIB. Karena di rumah koneksi internet tidak stabil dan ada
bocil, saya pergi ke kampus untuk wawancara tersebut. Jam 15.25 saya chat Prof.
Vidakovics di Skype dan mengabarkan bahwa saya sudah siap. Tepat pukul 15.30
beliau menghubungi saya, seketika pikiran saya langsung blank. Bismillah. Beliau
membuka dengan sangat santai, “I hope this will be a friendly interview”,
katanya. Dan memang, selama wawancara beliau sangat ramah, jauh sekali dengan
dugaan awal saya. Beliau memuji atas capaian saya yang telah memiliki banyak
publikasi meskipun masih muda. Pertanyaannya hanya seputar riset saya, tidak
sekompleks yang ada di Google. Beberapa pertanyaan yang saya ingat: Apa rahasia
bisa publikasi banyak? Impact penelitian ini apa? Mengapa meneliti remaja-dewasa,
bukan anak-anak? Metode penelitianmu? Mengapa menjadikan universitas ini pilihan kedua? Terakhir,
beliau menutup dengan kesan yang membuat hati berbunga-bunga. Beliau mengatakan,
“Riset kamu menarik dan universitas kita lebih baik di bidang riset kamu dibanding
kampus pilihan pertamamu. Saya harap kamu memilih kami”. Wawancaranya sangat
singkat, hanya 13 menit.
Interview kedua
dari ELTE berlangsung sehari setelahnya. Interview dilaksanakan jam 21.30 WIB. Karena
kampus sudah tutup dan saya ga mau ambil resiko dengan interview di rumah, maka
akhirnya malam itu saya memutuskan untuk nginep di hotel Kapal Garden, itung-itung
memakmurkan unit bisnis kampus sendiri lah. Kebetulan juga sorenya harus ada
ngajar kelas online, jadi sekalian. Jam 21.30 tepat saya chat pantia admission
mengabarkan bahwa saya sudah siap, tapi tidak direspon. Sepuluh menit
kemudian mereka menghubungi saya, ternyata ada empat orang di situ. Saya tidak
tahu mereka siapa, tapi setelah interview saya baru tahu bahwa mereka adalah
Dekan, ketua-ketua program, dan coordinator admission. Eksepektasi wawancara
yang berlangsung 30 menit sesuai informasi di email ternyata lagi-lagi salah,
wawancara berlangsung sangat singkat, hanya sekitar 12 menit saja. Dekan
membuka dengan ramah, dia juga mengapresiasi publikasi saya. Pertanyaan yang
saya ingat saat itu: Mengapa mengambil PhD di ELTE? Apakah risetmu visible untuk
dilakukan? Metode penelitianmu? Bagaimana kamu akan mengambil sampel yang sangat banyak tersebut?
Ceritakan tentang Computer Adaptive testing yang ingin kamu teliti ini! Pertanyaan
terakhir ini yang bagi saya agak aneh, saya ga tahu ini pertanyaan ujian atau
memang mereka yang tidak tahu. Tapi akhirnya wawancara selesai dengan kesan
netral, tidak seperti wawancara hari sebelumnya.
Akhirnya proses
wawancara dari kedua universitas sudah selesai. Secara umum proses wawancara
ini jauh lebih santai dibandingkan dugaan saya. Saya sempat merekam omongan
saya sendiri, dan setelah saya evaluasi memang banyak grammatical error
dan pemilihan kata yang kurang tepat dalam omongan saya. Tapi setidaknya saya
bisa menyampaikannya dengan lancar. Hal yang saya takutkan juga tidak terjadi,
saya takut tidak bisa memahami mereka ngomong apa. Ternyata ketika berbicara
langsung, saya bisa paham dengan mudahnya. Sekarang tinggal menunggu saja
hasilnya. Bismillah. Semoga akan ada tulisan ketiga tentang perjalanan beasiswa
ini nanti yang berisi tentang pengumuman akhir dan pengurusan visa ke Hungaria.
Aamiin.
Update: part 3
Mas. Apakah njenengan diterima part.3?. Dikampus mana mas?. Ambil PhD kan y?
BalasHapusAlhamdulillah mas, di ELTE. Saya sudah lihat namanya njenengan di grup awardee. Hehe
Hapus